Tuesday, September 19, 2017

Strategi Jitu Meraih Profit dari Pola Rectangle

Sahabat Trader Indonesia, sekarang kita telah berada pada artikel terakhir dari serial artikel yang membahas mengenai price pattern atau pola harga, pada artikel ini kita akan sama - sama belajar tentang pola rectangle yang masih termasuk dalam pola berkelanjutan atau continuation pattern.


Pola rectangle ini memiliki banyak sekali nama samaran seperti trading zone atau zona trading, trading range, area kongesti, box pattern dan lain - lain. Pola rectangle ini merupakan fase konsolidasi harga dimana para pelaku pasar baik pembeli atau penjual tidak ada yang dominan.

Karakteristik Pola Rectangle
- Pola rectangle harus memiliki minimal empat titik balik atau reversal point
- Pola rectangle ini terbentuk dari dua garis horizontal yang menunjukkan batas atas atau resistance dan batas bawah yang biasa disebut support
- Bila dilihat dari pergerakan harga sebelumnya maka Pola rectangle ini terbagi menjadi dua yaitu: Bullish Rectangles dan Bearish Rectangle.
 - Bullish rectangle terjadi setelah suatu pair mengalami tren kenaikan harga atau uptrend kemudian mengalami fase konsolidasi sehingga terbentuklah pola bullish rectangle ini
-  Bearish rectangle terjadi setelah suatu pair mengalami tren penurunan harga atau downtrend lalu harga mengalami konsolidasi, area konsolidasi inilah yang dinamakan Bearish Rectangle
- Kepastian atau titik konfirmasi dari pola rectangle ini adalah ditembusnya harga support atau resistance
- Pada pola Bullish Rectangle titik konfirmasinya adalah penembusan level resistance.
- Pola Bearish Rectangle dianggap valid apabila harga telah menembus level supportnya.
- Target proyeksi dari pola rectangle dapat diukur dengan cara mengukur lebar rectangle, jarak rectangle, atau jarak antara level harga support dan resistance.

Jika sahabat trader ingin mengulang dari awal pembahasan tentang price pattern/ chart pattern ini berikut link artikelnya:


Bilamana para sahabat trader merasa bahwa artikel ini bermanfaat dan berguna bagi sahabat trader lainnya, mohon kiranya untuk membagikan link artikel ini di media sosial para sahabat trader sekalian.

Monday, September 18, 2017

Tips Meraih Profit dari Pola Wedge

Sahabat trader Indonesia, apakah masih mau melanjutkan pelajaran analisa teknikalnya?
Artikel ini merupakan bagian dari rangkaian artikel yang membahas tentang price pattern atau pola harga, di artikel ini kita akan membahas dan mempelajari tentang pola wedge yang merupakan bagian dari continuation pattern. Jika sahabat trader ingin mengetahui rangkaian artikel sebelumnya bisa klik di masing - masing judul berikut :


Sekarang mari kita mulai pembahasan mengenai pola wedge.
  
Wedge formation
Pola ini merupakan penanda atau sinyal sedang terjadinya konsolidasi harga pada suatu pair mata uang. Pola wedge ini mempunyai 2 varian yaitu Rising Wedge dan Falling Wedge, dimana fungsinya bisa sebagai continuation pattern maupun reversal pattern.


Karakteristik Pola Wedge
- Pola Wedge bisa dikenali dengan memperhatikan kemiringan garis segitiga (tren) yang mengarah ke atas atau ke bawah, dalam arti garis keduanya harus mengarah ke satu arah yaitu ke atas atau ke bawah
- Kemiringan garis pada pola wedge sebagai continuation pattern arahnya harus berlawanan dengan tren yang sedang berlangsung
-  Setiap garis tren yang membentuk pola wedge baik garis bagian atas atau bawah setidaknya harus tersentuh harga minimal 2 kali sebagai konfirmasi bahwa pola wedge ini valid
-  Jika rising wedge ini terbentuk setelah pasar mengalami tren kenaikan harga atau uptrend maka pola rising wedge berfungsi sebagai sinyal pembalikan arah (reversal pattern)
- Pola Rising Wedge jika didahului dengan tren penurunan harga atau downtrend maka pola rising wedge berfungsi sebagai  sinyal berkelanjutan (continuation pattern)
- Pola Falling wedge sebagai sinyal berkelanjutan dianggap valid bila proses terbentuknya diawali dengan harga suatu pair mengalami uptrend
- Pola Falling wedge dianggap sebagai sinyal pembalikan/reversal apabila terbentuknya pola ini harga suatu pair dalam kondisi sedang mengalami tren penurunan harga atau downtrend
- Nilai potensial untuk meraih keuntungan atau target take profit dari pola wedge adalah jarak antara harga tertinggi/high dengan harga terendah/low pada awal pola ini terbentuk.


Sahabat trader Indonesia, demikian pembahasan tentang pola wedge pada artikel kali ini, jangan lupa untuk mengelola dan menerapkan manajemen resiko yang tepat pada setiap transaksi forex anda. 

Wednesday, September 13, 2017

Cara Memperoleh Profit dari Pola Flag dan Pola Pennant

Sahabat trader Indonesia, didalam dunia trading ada banyak sekali trik dan strategi yang bisa diaplikasikan. Selain itu juga terdapat bermacam - macam pola yang bisa diterapkan sebagai strategi trading sahabat trader sekalian, dimana penggunaan pola - pola dalam strategi trading ini memungkinkan para sahabat trader untuk meraih profit secara maksimal dan konsisten dari pasar forex.

Pembahasan dalam artikel ini merupakan bagian lanjutan dari beberapa artikel sebelumnya, yaitu

Untuk sahabat trader yang baru mengikuti artikel ini, silahkan klik judul - judul artikel diatas untuk menyempurnakan pemahaman anda tentang price pattern atau pola harga ini atau buat sahabat trader yang ingin mengulang bacaannya.

Pola Flag 
Pola flag atau bisa juga disebut pola bendera adalah sebuah formasi candlestick yang sering muncul di grafik pair mata uang dan mudah untuk dikenali. Biasanya kemunculan dari pola flag ini disaat harga sebuah pair mata uang sedang mengalami kondisi tren yang kuat, dan menjadi isyarat akan berlanjutnya tren tersebut.



Definisi Pola Flag
- Pola flag adalah sebuah channel kecil yang terbentuk atau muncul setelah harga suatu pair mengalami rally.
- Arah pergerakan channelnya berlawanan dengan arah pergerakan rally.
- Bullish flag adalah down channel kecil yang terbentuk setelah harga mengalami rally bullish atau tren kenaikan harga.
- Bearish Flag adalah Up channel kecil yang muncul atau terbentuk setelah harga suatu pair mata uang mengalami rally bearish atau tren penurunan harga.
- Titik konfirmasi dari pola bullish flag adalah ditembusnya upper line dari down channel, dengan proyeksi pergerakan harga selanjutnya adalah bullish
- Konfirmasi pola bearish flag disaat harga telah menembus lower line dari up channel, dengan implikasi harga memiliki kecenderungan untuk bergerak turun.



Penentuan target proyeksi dari Pola Bullish maupun Bearish Flag ini adalah sepanjang flagpole atau "tiang benderanya". Misalnya, jika panjang flagpole dari pola Bullish/Bearish Flag ini senilai 100 pips, maka proyeksi harga dari pola ini berkisar 100 pips setelah pola ini terkonfirmasi.

Syarat umum yang harus dipenuhi dari pola flag adalah:
1. Terjadi rally sebelum channel kecil terbentuk.
2. Channel yang terjadi arahnya harus berlawanan dengan arah rally sebelumnya.
3. Panjang channel (flag) paling tidak sepertiga panjang flagpole.
Apabila ketiga syarat tersebut dipenuhi maka pola flag ini bisa dikatakan sebagai sinyal yang valid.

Pennant
Pola ini merupakan pengembangan dan penggabungan dari pola symmetrical triangle dengan pola flag.


Karakteristik Pola Pennant
- Ketika pola pennant terbentuk biasanya harga suatu pair sedang mengalami rally yang panjang dan cukup curam.
- karena pola ini merupakan penggabungan dari pola symmetrical triangle dan pola flag maka ketentuan agar pola ini valid adalah penggabungan 2 unsur pola tersebut.

Monday, September 11, 2017

Bagaimana Memaksimalkan Profit dengan Pola Triangles

Sahabat trader Indonesia, mari kita melanjutkan pembahasan tentang pola harga atau price pattern, artikel ini merupakan sambungan dari 3 artikel sebelumnya, yaitu

Sahabat trader, dalam menganalisa pergerakan harga yang sedang terjadi pada grafik sebuah pair mata uang, dibutuhkan kecermatan dan kesabaran untuk menunggu momen yang tepat sebelum anda memutuskan untuk membuka posisi.


Pada artikel ini kita akan mempelajari Continuation pattern, dimana pola ini dapat memberikan indikasi bahwa tren harga yang sedang terjadi pada sebuah pair memiliki kecenderungan untuk meneruskan pergerakan sesuai dengan tren sebelumnya. Misalnya, kalau pola ini muncul pada saat uptrend maka setelah pola ini terbentuk dan terkonfirmasi maka harga cenderung akan bergerak naik sesuai uptrend tersebut. Hal ini juga berlaku pada saat downtrend, jika pola harga ini terbentuk maka harga pun memiliki kecenderungan turun dan meneruskan downtrend tadi.

Di dalam pola berkelanjutan atau continuational pattern terdapat  beberapa kategori, yaitu
1. Triangles atau segitiga, terdapat 3 jenis
- Symmetrical
- Ascending
- Descending

2. Flag dan Pennant
3. Wedge
4. Rectangle

Sekarang mari kita bahas satu per satu pola diatas

Triangles
Sesuai dengan namanya pola ini memiliki bentuk yang sangat mirip dengan segitiga. Saat pola ini terjadi kondisi pasar bergerak kesamping atau sideways dimana tidak ada kekuatan pasar yang dominan antara pembeli dan penjual, sehingga grafik pergerakan harganya apabila dicermati akan berbentuk mirip segitiga.

Ada tiga jenis triangle:
- Symmetrical triangle
- Ascending triangle
- Descending triangle

Symmetrical triangle atau segitiga simetris
Walau dinamakan segitiga simetris tetapi bentuk dari pola segitiga ini tidaklah benar - benar simetris.



Karakteristik Symmetrical Triangle
- memiliki garis support atau lower line dan resistance atau upper line yang konvergen ( yang dimaksud dengan konvergen adalah jika ditarik garis diagonal dari upper line ke lower line).
- Kondisi harga di pasar sedang berkonsolidasi  atau sideways setelah mengalami tren kenaikan harga atau rally bullish.
- Setidaknya dalam sebuah symmetrical triangle harus terdapa empat titik pembalikan atau reversal point yang terdiri dari dua titik puncak dan dua titik lembah.
- Garis upper line dan lower line harus bisa bertemu di satu titik, titik ini dinamakan titik apex.
- Pola ini memiliki aturan khusus dimana harga harus sudah bisa menembus upper line pada jarak antara 2/3 atau dua-per-tiga hingga ¾ atau tiga-per-empat dari panjang polanya. Panjang pola ini diukur dari jarak baseline ke titik apex. Bila penembusannya kurang dari dari 2/3 atau lebih dari 3/4 maka sinyal dari pola ini dianggap tidak valid
- Pola symmetrical triangle ini juga bisa terjadi saat harga sedang mengalami tren penurunan atau downtrend dengan kecenderungan harga akan terus melanjutkan penurunannya

Ascending triangle
Cara menganalisa pola ini sama dengan pola symmetrical triangle, dengan bentuk yang sedikit berbeda.



Karakteristik Ascending Triangle
- Pola ascending triangle ini dianggap terbentuk jika memiliki  minimal empat reversal point
- Pola ini akan tetap memberikan sinyal bullish tanpa terpengaruh oleh trend sebelumnya
- Pola ascending triangle termasuk dalam jenis continuation pattern yang seringkali muncul pada saat harga sedang mengalami tren kenaikan atau uptrend
Konfirmasi dari pola ini terjadi jika harga telah menembus level resistance.
- Bila terbetuk pola ascending pattern disaat harga suatu pair sedang mengalami tren penurunan atau  downtrend maka pola ini dianggap sebagai reversal pattern, pola reversal ini dinamakan ascending triangle bottom.




Descending triangle
Pengertian secara sederhana dari pola descending triangle adalah kebalikan dari pola ascending triangle.


Karakteristik Pola Descending Triangle
- Pola descending triangle biasanya terjadi saat harga suatu pair sedang mengalami tren penurunan atau downtrend.
- Konfirmasi atau validasi dari pola ini menunggu harga menembus garis atau level support
- Pola Descending triangle berubah menjadi pola reversal jika muncul pada saat harga sedang uptrend. Pola ini dinamakan Descending Triangle top.


Sahabat trader Indonesia, selain mengetahui secara detail pembahasan pola triangles atau segitiga ini, ada baiknya bagi sahabat trader yang baru saja mulai belajar analisa untuk mulai melatih penglihatan atau mata kita saat melihat grafik sebuah pair. Semakin sering anda melatih penglihatan anda maka anda akan semakin jeli dan cermat dalam melihat sebuah price pattern atau pola harga ini sejak dari awal terbentuknya.


Saturday, September 9, 2017

Pembahasan Detail Pola Head and Shoulders dan Pola Inverse Head and Shoulders

Sahabat trader Indonesia, dalam artikel ini kita akan membahas tentang Pola Triple top dan triple bottom kemudian dilanjutkan dengan pola Head and Shoulders dan Inverse Head and Shoulders. Artikel ini adalah lanjutan dari artikel sebelumnya dengan judul Pembahasan Detail Pola Double Top dan Double Bottom, yang merupakan satu rangkaian dalam reversal pattern.

Pola Triple Top dan Triple Bottom
Secara prinsip kedua pola ini tidak terlalu jauh perbedaannya dengan pola double top maupun double bottom. Hanya ada tambahan satu puncak pada baru pada pola triple top puncak dan pola triple bottom  memiliki tiga lembah.

Pola triple top ini memberikan tanda akan terjadinya perubahan tren yang semula uptrend menjadi downtrend, sedangkan pola triple bottom kebalikannya, yaitu sebagai pertanda akan terjadi perubahan tren dari downtrend menjadi uptrend.

Sebagai catatan untuk sahabat trader Indonesia, ketiga titik lembah atau puncak harga pada pola ini tidak harus berada pada level yang sama persis, namun perbedaannya juga tidak boleh terlalu signifikan atau mencolok. Dengan kata lain, jika dilihat sekilas, ketiga titik lembah tersebut terlihat selevel.



Bila pola triple top dan triple bottom ini terbentuk pada grafik sebuah pair mata uang, pola ini memberikan sinyal yang lebih kuat dibanding pola double top dan double bottom tentang kemungkinan terjadinya reversal atau pembalikan tren.

Pola Head and Shoulders dan Inverse Head and Shoulders
Pola ini termasuk dalam pola reversal yang memiliki tingkat akurasi keberhasilan cukup tinggi. Pola ini merupakan penerapan dari analisa peak-and-trough yang dikemukakan dalam Teori Dow, misalnya  sebuah tren kenaikan  harga dilihat sebagai sebuah periode dimana terjadinya kenaikan harga atau peaks dan trough atau penurunan harga yang berulang - ulang.

Pola Head and Shoulders
Pola ini dinamakan head and shoulders karena bentuk dari polanya yang mirip dengan bentuk kepala dan bahu. Di kalangan trader pemula yang baru saja mulai melakukan analisa teknikal secara mandiri sering terjadi salah persepsi dimana pola ini dianggap sebagai pola triple top atau triple bottom.


Karakteristik pola Head and shoulder
- Langkah pertama dalam proses terbentuknya pola ini dimulai dari shoulder kiri, yang terbentuk ketika harga mencapai puncak tertinggi baru kemudian mengalami koreksi lagi sehingga membuat harga terendah baru.
- Langkah kedua adalah terbentuknya formasi bentuk kepala atau head, yang terjadi ketika harga berhasil melebihi puncak harga tertinggi sebelumnya (shoulder kiri), lalu harga kembali mengalami koreksi dan bergerak kembali mendekati harga terendah yang terbentuk pada shoulder kiri.
- Langkah ketiga adalah pembentukan shoulder kanan, yang terjadi ketika harga bergerak naik lagi tetapi kenaikkannya tidak berhasil melewati harga tertinggi pada head yang diikuti terjadinya penurunan harga lagi dimana level harga yang dicapai hampir sama dengan titik harga di shoulder kiri.
- Target harga dari pola ini diukur berdasarkan ketinggian dari pola head and shoulders, yaitu jarak antara puncak head dengan garis neckline.


Pola ini akan menjadi sebuah sinyal yang semakin kuat apabila terjadi disaat harga sedang mengalami kondisi Bullish atau sedang mengalami tren kenaikan harga. Sahabat trader Indonesia juga dapat menambahkan indikator volume, karena ketika terjadi penembusan harga pada level neckline yang diikuti oleh pergerakan volume perdagangan yang cukup besar mengindikasikan terjadinya aksi SELL atau jual secara besar - besaran.

Pola head and shoulders ini dianggap gagal apabila terjadi pullback dan terbentuk harga baru yang melebihi dari level neckline.

Inverse head and shoulders
Pada proses terbentuknya dari pola Inverse Head and shoulders ini sama dengan pola head and shoulder hanya formasinya saja yang terbalik.



Karakteristik dari pola Inverse Head and Shoulders
- Diawali dengan terbentuknya shoulder kiri, yang terjadi ketika harga turun ke level terendah baru lalu terjadi rebound sehingga harga kembali ke level yang lebih tinggi.
- Proses pembentukan head, terjadi ketika harga berhasil membentuk harga terendah baru dibandingkan level harga terendah shoulder kiri, yang diikuti oleh terjadinya rebound sehingga harga kembali mendekati level harga tertinggi pada shoulder kiri. Pergerakan kelevel tertinggi pada shoulder kiri ini yang membentuk garis neckline pada pola ini.
- Langkah ketiga adalah pembentukan formasi shoulder kanan, dimana adanya aksi jual mendorong harga bergerak turun, namun gagal menembus harga terendah pada head, yang lalu diikuti oleh kembalinya harga ke garis neckline.

- Target harga pada pola ini diukur dari jarak antara ujung head dengan garis neckline.

Friday, September 8, 2017

Pembahasan Detail Pola Double Top dan Double Bottom

Sahabat trader Indonesia, artikel ini merupakan sambungan dari artikel sebelumnya yang berjudul Sinyal Trading : Mengenal Pola Harga Atau Price Pattern, kita telah berkenalan dengan apa itu price pattern. Sekarang mari kita membahas secara detail dan lengkap tentang price pattern ini, dimulai dengan reversal pattern terlebih dahulu.

Reversal pattern

Didalam Pola pembalikkan harga ini terdapat 3 pola harga, yaitu 
1. Pola Double top dan double bottom
Kata top disini biasa diartikan oleh sahabat trader Indonesia sebagai puncak sedang bottom diartikan sebagai lembah. Jadi yang dimaksud double top adalah 2 puncak harga dan double bottom adalah 2 lembah harga.

Kedua pola ini, baik itu pola double top maupun pola double bottom jika dilihat sekilas memang seperti ada dua puncak harga dan dua lembah harga yang berdampingan. Kedua pola ini banyak bertebaran pada grafik pair mata uang dihampir semua timeframe.

Double Top
Pola double top biasanya terjadi di titik tertinggi pada sebuah tren kenaikan harga atau uptrend, yang menjadi tanda bahwa tren naik yang sedang berlangsung mulai melemah dan akan terjadi pembalikan atau reversal.


Karakteristik dari Pola Double top
- Tahap pertama dari pola double top adalah terciptanya harga tertinggi baru selama tren naik atau uptrend berlangsung, setelah membentuk puncak harga baru kemudian harga kembali ke titik awalnya atau titik support.
- Tahap selanjutnya harga akan bergerak kembali menuju level resistance tertinggi sebelumnya, dimana aksi jual kembali mendorong harga kembali ke level support.
- Dengan pengamatan sekilas pola ini berbentuk seperti huruf M
- Proyeksi pergerakan harga dari pola ini dihitung dari jarak antara resistance yang tidak dapat ditembus dengan level supportnya.

Sebagai patokan sahabat trader, harga yang terjadi dalam proses pembentukan pola double top ini tidak harus menyentuh level resistance maupun support dititik harga yang sama, cukup mendekati harga sebelumnya maka pola ini sudah dianggap terbentuk.


Setelah pola double top ini terbentuk, sebaiknya sahabat trader juga melihat volume perdagangan yang terjadi,apakah terjadi kenaikan volume ketika harga berhasil menebus level support. Hal ini untuk memastikan terjadinya konsesi antar pedagang sekaligus  memastikan bahwa pola ini dikonfirmasi oleh seluruh pelaku pasar.

Rasio keberhasilan dari pola double top ini sebesar 60% : 40%, ada kalanya harga mengalami pullback dan kembali lagi ke level awalnya. Potensi terjadinya pullback ketika harga sudah bergerak separuh dari proyeksi pola ini. Misalkan target pergerakan dari pola double top ini adalah 100 pips, maka kemungkinan pullback berpotensi terjadi ketika harga sudah turun sekitar 50 – 60 pips. Jika pullback yang terjadi membuat harga kembali kelevel awal sebelum pola double top ini terbentuk maka pola ini dianggap sudah tidak valid lagi.

Double bottom
Sahabat trader Indonesia, pola Double bottom secara sederhana adalah kebalikan dari pola double top.



Karakteristik pola Double Bottom
- Munculnya pola double bottom biasanya terjadi di ujung tren penurunan harga atau downtrend.
- Double bottom terbentuk ketika sebuah tren penurunan harga membentuk harga terendah baru dalam pergerakannya.
- Pada pola double bottom ini, harga mengalami penurunan sehingga membentuk lembah baru atau support kemudian harga kembali bergerak ke titik awalnya
- Tahap selanjutnya harga akan kembali bergerak menuju level support yang diciptakan sebelumnya dan terjadi aksi jual kembali yang membuat harga kembali ke level resistancenya.
- Pengamatan sekilas pola ini berbentuk seperti huruf W
- Proyeksi pergerakan harga dari pola ini dihitung dari jarak antara support yang tidak dapat ditembus dengan level resistancenya.


Sebaiknya sahabat trader Indonesia juga memperhatikan indikator volume disaat terbentuknya pola ini, karena indikator ini bisa membantu sahabat trader mengetahui apakah harga akan benar-benar berbalik arah sehingga terbentuk tren baru.

Sama seperti pada pola double top, pada pola Double bottom ini dianggap gagal apabila terjadi pullback, dan harga kembali ke titik awal seperti  semula.