Advertisement |
Sahabat trader Indonesia, dalam artikel ini kita akan
membahas tentang Pola Triple top dan triple bottom kemudian dilanjutkan dengan
pola Head and Shoulders dan Inverse Head and Shoulders. Artikel ini adalah
lanjutan dari artikel sebelumnya dengan judul Pembahasan Detail Pola Double Top dan Double Bottom,
yang merupakan satu rangkaian dalam reversal pattern.
Pola Triple Top dan Triple Bottom
Secara prinsip kedua pola ini tidak terlalu jauh
perbedaannya dengan pola double top maupun double bottom. Hanya ada tambahan satu
puncak pada baru pada pola triple top puncak dan pola triple bottom memiliki tiga lembah.
Pola triple top ini memberikan tanda akan terjadinya
perubahan tren yang semula uptrend menjadi downtrend, sedangkan pola triple
bottom kebalikannya, yaitu sebagai pertanda akan terjadi perubahan tren dari
downtrend menjadi uptrend.
Sebagai catatan untuk sahabat trader Indonesia, ketiga titik
lembah atau puncak harga pada pola ini tidak harus berada pada level yang sama
persis, namun perbedaannya juga tidak boleh terlalu signifikan atau mencolok. Dengan kata
lain, jika dilihat sekilas, ketiga titik lembah tersebut terlihat selevel.
Bila pola triple top dan triple bottom ini terbentuk pada
grafik sebuah pair mata uang, pola ini memberikan sinyal yang lebih kuat
dibanding pola double top dan double bottom tentang kemungkinan terjadinya reversal atau
pembalikan tren.
Pola Head and Shoulders dan Inverse Head and Shoulders
Pola ini termasuk dalam pola reversal yang memiliki tingkat
akurasi keberhasilan cukup tinggi. Pola ini merupakan penerapan dari analisa
peak-and-trough yang dikemukakan dalam Teori Dow, misalnya sebuah tren kenaikan harga dilihat sebagai sebuah periode dimana
terjadinya kenaikan harga atau peaks dan trough atau penurunan harga yang
berulang - ulang.
Pola Head and Shoulders
Pola ini dinamakan head and shoulders karena bentuk dari
polanya yang mirip dengan bentuk kepala dan bahu. Di kalangan trader pemula
yang baru saja mulai melakukan analisa teknikal secara mandiri sering terjadi
salah persepsi dimana pola ini dianggap sebagai pola triple top atau triple
bottom.
Karakteristik pola Head and shoulder
- Langkah pertama dalam proses terbentuknya pola ini dimulai
dari shoulder kiri, yang terbentuk ketika harga mencapai puncak tertinggi baru
kemudian mengalami koreksi lagi sehingga membuat harga terendah baru.
- Langkah kedua adalah terbentuknya formasi bentuk kepala
atau head, yang terjadi ketika harga berhasil melebihi puncak harga tertinggi
sebelumnya (shoulder kiri), lalu harga kembali mengalami koreksi dan bergerak
kembali mendekati harga terendah yang terbentuk pada shoulder kiri.
- Langkah ketiga adalah pembentukan shoulder kanan, yang
terjadi ketika harga bergerak naik lagi tetapi kenaikkannya tidak berhasil
melewati harga tertinggi pada head yang diikuti terjadinya penurunan harga lagi
dimana level harga yang dicapai hampir sama dengan titik harga di shoulder kiri.
- Target harga dari pola ini diukur berdasarkan ketinggian
dari pola head and shoulders, yaitu jarak antara puncak head dengan garis
neckline.
Pola ini akan menjadi sebuah sinyal yang semakin kuat
apabila terjadi disaat harga sedang mengalami kondisi Bullish atau sedang
mengalami tren kenaikan harga. Sahabat trader Indonesia juga dapat menambahkan
indikator volume, karena ketika terjadi penembusan harga pada level neckline
yang diikuti oleh pergerakan volume perdagangan yang cukup besar
mengindikasikan terjadinya aksi SELL atau jual secara besar - besaran.
Pola head and shoulders ini dianggap gagal apabila terjadi pullback
dan terbentuk harga baru yang melebihi dari level neckline.
Inverse head and shoulders
Pada proses terbentuknya dari pola Inverse Head and shoulders ini sama dengan pola head and shoulder hanya formasinya saja yang
terbalik.
Karakteristik dari pola Inverse Head and Shoulders
- Diawali dengan terbentuknya shoulder kiri, yang terjadi
ketika harga turun ke level terendah baru lalu terjadi rebound sehingga harga
kembali ke level yang lebih tinggi.
- Proses pembentukan head, terjadi ketika harga berhasil membentuk
harga terendah baru dibandingkan level harga terendah shoulder kiri, yang
diikuti oleh terjadinya rebound sehingga harga kembali mendekati level harga
tertinggi pada shoulder kiri. Pergerakan kelevel tertinggi pada shoulder kiri
ini yang membentuk garis neckline pada pola ini.
- Langkah ketiga adalah pembentukan formasi shoulder kanan, dimana
adanya aksi jual mendorong harga bergerak turun, namun gagal menembus harga
terendah pada head, yang lalu diikuti oleh kembalinya harga ke garis neckline.
- Target harga pada pola ini diukur dari jarak antara ujung head
dengan garis neckline.