Advertisement |
Sahabat trader Indonesia, seperti kita ketahui didalam dunia
trading terdapat 2 metode dalam menganalisa pergerakan harga suatu pair.
Sebagai seorang trader, baik anda masih trader pemula atau sudah profesional,
ada baiknya jika sahabat trader selalu update akan kondisi terkini di pasar
forex.
Mayoritas trader profesional selalu menggabungkan antara
analisa fundamental dengan analisa teknikal dalam mengambil keputusan tradingnya, baik saat membuka posisi maupun saat menutup transaksi.
Terlepas dari perdebatan klasik yang mempertanyakan analisa
mana yang lebih unggul, sebagai seorang trader jika ingin serius dalam trading
forex sebaiknya selalu mencermati dan mengikuti peristiwa ekonomi serta rilis
berita fundamental dari negara - negara utama seperti AS, Inggris, Jepang, zona
Euro ( data negara Jerman ), dan China.
Berikut beberapa alasan kenapa trader teknikal juga harus
mengikuti rilis berita fundamental
Faktor Keamanan Dunia
Harga suatu pair akan bergerak jika ada faktor fundamental
yang mendorongnya. Para pelaku pasar menjadi sensitif ketika terjadi berita yang dapat menganggu keamanan dunia,
seperti kasus korea utara dengan nuklirnya. Pair mata uang yang sangat sensitif
terhadap berita keamanan adalah yang mengandung unsur USD dimana pergerakkannya
berlawanan dengan harga komoditi emas.
Kondisi Ekonomi
Data - data yang dirilis oleh suatu negara biasanya sangat
ditunggu oleh pelaku pasar terutama data dari negara Amerika, ini terjadi
karena hampir 80% perdagangan dunia memakai USD sebagai acuan standar. Misalnya
ketika Amerika Serikat sedang mengalami defisit perdagangan yang cukup besar,
pelaku pasar akan mencermati laporan dari data neraca perdagangan. Rilis berita
mengenai hal ini bisa meningkatkan volume perdagangan dan diikuti pergerakan
harga yang signifikan.
Disaat ekonomi Amerika Serikat sedang tumbuh pesat maka
pelaku pasar akan merespon rilis berita tentang data tenaga kerja, pasar tidak
fokus pada data pengangguran. Kondisi perekonomian suatu negara selalu
berubah-ubah setiap saat.
Defisit neraca perdagangan Amerika Serikat yang besar bisa
memperlemah USD, jika USD lemah maka pelaku pasar akan mengalihkan perhatiannya
pada tingkat inflasi dengan mencermati rilis data CPI ( Consumer Price Index )
yang berguna untuk mengantisipasi tingkat suku bunga yang akan diputuskan oleh
The Fed. Saat ini indikator ekonomi yang selalu jadi perhatian para
pelaku pasar adalah berita atau data yang berkaitan dengan tingkat suku bunga,
inflasi, data tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi atau inflasi.
Perbandingan Rilis data aktual dengan Forecast
Data aktual adalah laporan resmi yang dikeluarkan oleh pihak
yang berwenang dari suatu negara dan baru dirilis, sedangkan forecast adalah
prediksi dari para pelaku pasar, forecast ini bisa dianggap sebagai harapan atau
ekspektasi pasar tentang berita tersebut.
Sebenarnya hasil rilis data itu sendiri bukanlah faktor penting, tetapi apakah data yang dirilis tersebut sesuai atau tidak dengan
harapan pasar. Jika ada perdedaan yang sangat menyolok antara data aktual yang
dirilis dengan yang diharapkan pelaku pasar, maka harga pair tersebut akan
bergerak dengan volatilitas yang cukup tinggi.
Melakukan transaksi pada saat rilis berita sangatlah riskan
karena padatnya pengguna jaringan online pada broker yang bisa berakibat
terjadinya slippage atau loncatan harga sehingga entry point yang kita atur
bisa meleset dari harga yang diinginkan.
Untuk mengetahui efek jangka panjang dari rilis sebuah
berita yang tidak sesuai dengan harapan pasar, sebaiknya sahabat trader
menunggu sekitar 30 menit setelah berita tersebut dirilis. Saat rilis
berita-berita tersebut pasar cenderung tidak lagi mematuhi aturan analisa
teknikal.