Advertisement |
Hal pertama yang harus dipahami dalam
menentukan Support ( S ) dan Resistance (R) adalah dengan cara klasik,yaitu harus mengetahui history
pergerakan tertinggi atau terendah dari pasangan mata uang(pair) yang sedang dianalisis.
Periode pengamatan ini tidak boleh terlalu
panjang agar rentang support dan resistance tidak terlalu besar. Namun juga
tidak boleh terlalu pendek, sehingga menyulitkan kita menentukan kapan harus
mengambil posisi.
Support dan resistance sebenarnya
menggambarkan perkiraan, dimana dorongan terhadap pergerakan harga, baik dari
sisi penawaran (supply) maupun permintaan (demand), mencapai titik equlibrium
(titik perpotongan antara kurva demand dan kurva supply).
Pada kisaran tersebut jika tejadi penawaran
secara berlebihan, maka harga akan cenderung turun. Namun bila terjadi
permintaan secara berlebihan maka harga akan cenderung naik.
Apabila kekuatan
dari penawaran maupun permintaan relatif seimbang maka harga akan cenderung bertahan,
konsolidasi atau sideways, pada kisaran harga tersebut. Secara sederhananya,
penawaran secara berlebihan menyebabkan bearish dan permintaan secara
berlebihan menyebabkan bullish.
Letak Support
Biasanya garis support ditetapkan di bawah harga running. Trader pada umumnya tidak mengambil posisi pada saat harga berada pada garis support, mengingat kecenderungan pergerakan harga memiliki ketidakpastian yang lebih tinggi.
Letak Resistance
Garis resistance biasanya berada di atas harga running. Seperti halnya support, pada kisaran ini pada umumnya trader dan investor cenderung menahan diri untuk mengambil posisi mengingat meningkatnya level of uncertainty.
Letak Support
Biasanya garis support ditetapkan di bawah harga running. Trader pada umumnya tidak mengambil posisi pada saat harga berada pada garis support, mengingat kecenderungan pergerakan harga memiliki ketidakpastian yang lebih tinggi.
Letak Resistance
Garis resistance biasanya berada di atas harga running. Seperti halnya support, pada kisaran ini pada umumnya trader dan investor cenderung menahan diri untuk mengambil posisi mengingat meningkatnya level of uncertainty.
Double
Zero
Karakteristik dari titik support ataupun resistance yang lain ialah bahwa suatu harga akan menemui kesulitan untuk bergerak yang kemudian menembus level harga yang memiliki angka bulat. Contoh : 1500,1600 dan sejenisnya. Angka bulat tersebut dipercaya sebagai level kuat dimana bank-bank besar juga meletakkan targetnya pada level tersebut.
Karakteristik dari titik support ataupun resistance yang lain ialah bahwa suatu harga akan menemui kesulitan untuk bergerak yang kemudian menembus level harga yang memiliki angka bulat. Contoh : 1500,1600 dan sejenisnya. Angka bulat tersebut dipercaya sebagai level kuat dimana bank-bank besar juga meletakkan targetnya pada level tersebut.
Cara
Menentukan Support dan Resistance
1. Titik
Terendah dan Tertinggi
Hal pertama yang perlu Anda pahami
dengan menggunakan cara klasik seperti ini adalah Anda harus mengetahui history
pergerakan tertinggi dan terendah dari pasangan mata uang yang sedang Anda
analisis pada periode waktu tertentu. Periode yang dipilih haruslah tidak boleh
terlalu panjang supaya rentang support dan ressistance jangan terlalu besar
namun juga tidak boleh terlalu pendek sehingga menyulitkan kita menentukan
kapan harus mengambil posisi berhubung jarak antara Support – Resistance yang terlalu pendek.
2. Fibonacci Retracement
Fibonacci Retracement merupakan salah satu cabang dari analisa
teknikal dengan menggunakan deret angka Fibonacci. Hampir semua varian dari Fibonacci
Analysis memang bertujuan untuk mengetahui titik Support dan Resistance dari
pergerakan harga.
3. Metode Pivot Points
Metode terakhir sekaligus menjadi PR
untuk Anda coba sendiri adalah dengan menggunakan sederetan rumus sebagai
penentu titik support dan resistence dari harga.
Rumus-rumus ini biasa disebut sebagai Pivot Points.
Rumus-rumus ini biasa disebut sebagai Pivot Points.
Cara menghitung Pivot points
Pivot levels diturunkan dari harga
High, Low, Close di hari sebelumnya. Pivot points terdiri dari 5 levels:
R2 - Resistance kedua
R1 - Resistance pertama
PP - Pivot Point
S1 - Support pertama
S2 - Support kedua
Juga ada level tambahan seperti R3,
S3, dan mid-points.
Contoh, data O, H, L, C dari GBPUSD
dengan periode D1
Open 1,9690
High 1,9725
Low 1,9640
Close 1,9680
PP = (O + H + L + C)/ 4
PP = (1.9690+1.9725+1.9640+1.9680)/4
= 1.9684
Sup 1 = (2 x P) - H = (2 x 1.9684) -
1.9725 = 1.9643
Sup 2 = P - (H - L) = 1.9684 -
(1.9725 - 1.9640) = 1.9599
Res 1 = (2 x P) - L = (2 x 1.9684) -
1.9640 = 1.9728
Res 2 = P + (H - L) = 1.9684 +
(1,9725 - 1,9640) = 1.9769
Setelah Pivot terpasang, yang harus
dicatat:
1. Jika market open diatas Pivot
maka diperkirakan market bullish, jika merket open dibawah Pivot diperkirakan
market bearish. Dan seberapa jauh harga open dari PP, atau jika open dibawah S1
atau diatas R1.
2. Jika open dibawah S1 atau diatas
R1, maka diperkirakan harga akan mencoba koreksi terlebih dahulu sebelum
bergerak searah dengan trend.